Orang Tua, Peran Utama Pada Pendidikan Putra-Putrinya
Orang
tua seharusnya memahami bahwa merekalah sebagai penanggung jawab utama
dalam pendidikan putra-putrinya. Dan secara umum, berhasil tidaknya
pendidikan seorang anak biasanya dihubungkan dengan perkembangan pribadi
orang tuanya dan baik tidaknya hubungan, komunikasi dan role model
dalam keluarga.
Dewasa
ini banyak orang tua memutuskan untuk memberikan sistim pendidikan
home-schooling bagi anak-anaknya. Tetapi tidak semua orang tua mempunyai
cukup waktu, keahlian dan kesabaran untuk memberikan sistim pendidikan
ini kepada anaknya. Juga perlu diwaspadai apakah anak akan berkembang
secara utuh, terutama dari aspek sosial, dan emosional, karena mereka
hanya berhubungan dengan orang-tuanya saja.
Di
kota-kota besar dengan menjamurnya sekolah-sekolah internasional
ataupun nasional plus, banyak orang tua berpandangan bahwa apabila
mereka mengirimkan putra-putrinya ke sekolah yang bergengsi atau sekolah
favorit, mereka tidak perlu berurusan lagi tentang pendidikan anaknya.
Mereka berpendapat, tugas mereka adalah membayar uang sekolah, urusan
pendidikan urusan sekolah.
Juga
ada pandangan umum bahwa apabila anak mereka sudah menginjak remaja,
orang tua tidak perlu mengawasi terlalu dalam tentang pendidikan
putra-putrinya, semua diserahkan kepada sekolah. Kecenderungan ini dapat
dilihat apabila ada pertemuan orang tua, seminar oang tua, maupun
performance anak-anak, orang tua yang anaknya masih kecil biasanya lebih
menyempatkan waktu untuk hadir, daripada mereka yang mempunyai anak
remaja. Pandangan yang salah ini harus segera dibenahi karena akan
membawa dampak yang sangat negatif kepada anak.
Pendidikan
yang kaya tercipta secara optimal melalui kolaborasi dari orang tua dan
guru, sehingga tercipta harmoni yang sempurna antara rumah dan sekolah.
Ini merupakan suatu proses yang dapat membantu anak-anak untuk mengenal
diri mereka sendiri dan komunitas di mana mereka berada. Hal ini
memampukan mereka untuk dapat membuat keputusan yang bebas tetapi
bertanggung jawab dalam kehidupan pribadi dan profesionalnya.
Supaya
pendidikan menjadi lengkap dan efektif, sistim pendidikan seharusnya
tidak hanya mengembangkan aspek intelektual dan fisikal tetapi juga
harus mengajarkan nilai-nilai spiritual, moral dan sosial. Sistim
pendidikan yang seimbang itu digambarkan dengan 5 bintang, yang
mencerminkan bahwa dengan kolaborasi dengan orang tua, guru dan
komunitas sekitar, dan melalui pendidikan rohani, pendidikan moral dan
pendidikan akademis yang saling melengkapi, dan dengan kepercayaan bahwa
setiap anak adalah unik, mereka berhak berkembang dalam semua aspek
kehidupannya, dan menjadi terbaik menurut talenta masing-masing,
diharapkan dapat terbentuk individu-individu yang utuh dan seimbang,
siap untuk menghadapi berbagai tantangan di kehidupan mereka di masa
mendatang.
PERKEMBANGAN SPIRITUAL ANAK
Dalam
bidang spiritual, peran orang tua sangat vital. Taat beragama atau
tidaknya seorang anak banyak dipengaruhi oleh contoh dan cara orang tua
mereka menjalankan ibadahnya. Orang tua tidak dapat menyerahkan
pendidikan agama ke sekolah, walaupun sekolah tersebut berbasis agama.
Di dunai modern ini banyak sekolah yang tidak berbasis agama, dimana
pelajaran agama diberikan menurut kepercayaan masing-masing. Komunitas
sekolah yang beragam ini mempunyai nilai positif karena komunitas
seperti ini mencerminkan keadaan di masyarakat global pada saat ini
dimana anak-anak kita tidak mungkin hanya bergaul dengan orang-orang
yang satu iman saja, anak-anak diajarkan untuk terbiasa bersikap toleran
dan hormat terhadap agama lain, sehingga mereka dapat berperan dalam
terciptanya perdamaian dunia.
PERKEMBANGAN KARAKTER ANAK
Pembentukan
karakter anak juga sangat dipengaruhi oleh karakter, perilaku bahkan
kata-kata yang biasa diucapkan oleh orang tua. Banyak anak yang merasa
kurang percaya diri, atau terlalu percaya diri karena kesalahan pola
asuh orang tua, Banyak anak yang menjadi kurban pelecehan dari orang
tuanya secara fisik, tetapi tanpa disadari banyak dari kita sebagai
orang tua melukai anak dengan kata-kata kita, yang juga dapat ‘membunuh’
anak kita. Kata-kata sederhana seperti ‘anak bodoh’, anak sial’, ‘anak
malas’, ‘anak nakal’, ‘si buruk rupa’, ‘kamu tidak sepintar kakakmu’,
dapat meninggalkan luka yang sangat dalam di diri anak-anak, yang
nantinya akan sangat berpengaruh dalam perkembangan karakternya.
Peran
penting orang tua dalam perkembangan mental dan emosi anak perlu
diimbangi dengan peran sekolah dalam pendidikan karakter anak. Salah
satu program pendidikan yang sangat kuat mengarahkan anak dalam
pembentukan karakternya adalah program International Baccalaureate,
dimana program ini memfokuskan pembentukan setiap individu secara utuh
dan seimbang, dengan sederetan karakter yang menjadi tujuan tercapainya
program pendidikan ini, yang biasa disebut ‘Learner Profile’, setiap
anak diharapkan dapat mengembangkan sikap yang bertanggung jawab, penuh
empati, berintegritas, berprinsip, dan sikap-sikap lain yang menyiapkan
mereka sebagai inidividu yang sukses sebagai masyarakat global.
PERKEMBANGAN AKADEMIS ANAK
Diantara
perkembangan spiritual, emosi, mental, dan akademis, bidang ini adalah
bidang dimana sekolah mempunyai andil yang lebih besar dari orang tua.
Oleh karena itu perlu dicermati program akademis sekolah yang menjadi
tujuan orang tua bagi putra-putrinya. Sekali lagi kita sebagai orang tua
perlu menanyakan kepada diri kita sendiri, apakah kita ingin anak kita
menjadi seorang individu yang berkembang secara utuh dan seimbang, atau
kita ingin anak kita menjadi juara olimpiade sains, atau yang penting
anak kita bisa berbahasa mandarin dan inggris dengan cas cis cus
sehingga membuat bangga para orang tua, terutama para ibu, apabila
membawa putra-putrinya ke mal-mal, tanpa menyadari bahwa seorang anak
tidak akan mempunyai identitas diri yang kuat, seperti sebuah pohon yang
tidak mempunyai akar kuat, apabila tidak bersandar pada budayanya,
termasuk bahasa ibunya.
ANAK KITA ADALAH CIPTAAN TUHAN YANG UNIK
Sebagai
orang tua harus sadar dan menerima bahwa setiap anak kita unik, anak
pertama, berbeda dengan anak kedua. Bahkan saudara kembarpun berbeda.
Oleh karena itu, sebagai orang tua juga harus menyadari bahwa mungkin
anak pertama kita unggul di matematika, tetapi anak kedua kita sangat
lemah dimatematika. Tetapi apakah berarti anak kedua kita bodoh? Pasti
anak tersebut mempunyai talenta di bidang lain, yang tidak dimilik
kakaknya. Adalah tugas kita sebagai orang tua untuk membantu
masing-masing anak kita untuk menemukan keunggulannya, tanpa
membanding-bandingkan dengan saudara kandungnya, apalagi dengan anak
teman kita, atau dengan teman mereka.
Sebagai
orang tua kita perlu dengan cermat meneliti bagaimana sebuah sekolah
memperlakukan setiap anak, apakah sekolah tersebut menempa semua anak
dengan tujuan menjadi juara Olympiade matematika, padahal anak kita
berbakat dalam bidang bahasa atau ilmu sosial misalnya. Apa yang
terjadi? Anak kita akan merasa gagal dan bodoh karena dalam pandangan
guru, mungkin juga kita sebagai orang tua, dan anak itu sendiri, bahwa
karena dia lemah dalam bidang matematika, dirinya adalah anak bodoh. Hal
ini akan berdampak negatif, bahkan mungkin merusak masa depannya.
Padahal kalau kita pikirkan dengan hati-hati berapa anak yang akan
menjadi juara Olympiade matematika diantar ratusan bahkan ribuan anak.
Dan kalaupun anak kita juara Olympiade matematika, apakah masa depan
anak kita akan terjamin?. Masa depan setiap anak adalah masa depan yang
cerah, apabila kita sebagai orang tua bijaksana dalam mengarahkan
mereka, termasuk memilihkan sekolah yang tepat bagi mereka.
Setiap
individu adalah sebuah “Shinning star - Bintang yang Bersinar”; manusia
yang unik dan istimewa dengan kemampuan untuk mengembangkan seluruh
potensi yang dimilikinya, untuk menjadi yang terbaik menurut talenta
masing-masing.
Sistim
pendidikan dan lingkungan sekolah yang mengayomi dapat memacu keinginan
dalam setiap anak untuk mengembangkan rasa bangga pada diri mereka
untuk selalu berusaha mencapai kemampuan terbaik mereka sebagai seorang
yang seimbang dan berkembang secara utuh, untuk mengembangkan kualitas
dan keterampilan yang diperlukan sebagai pembelajar sejati dan sebagai
bagian dari masyarakat global.
0 tinggalkan coretan:
Posting Komentar